Purwokerto – Pondok Pesantren Ath-Thohiriyyah Parakanonje sukses meraih 3 penghargaan dalam kegiatan Expo Ma’had dan Festival Mahasantri yang diselenggarakan oleh Ma’had Al-Jami’ah UIN Prof. KH. Saifuddin Zuhri pada hari Sabtu, 17 September 2022.
Kegiatan tersebut diikuti oleh kurang lebih 37 Pondok Pesantren Mitra dengan 2 kategori lomba yaitu Lomba Kreasi dan Inovasi Stand Expo. Sedangkan pada kategori Lomba Kreasi sendiri terdapat 3 jenis lomba yaitu Musabaqoh Qiroatul Kutub (MQK), Pidato Bahasa Asing, dan Kreasi Lalaran Nadhom.
Adapun 3 penghargaan yang diraih oleh santriwan-santriwati Pondok Pesantren Ath-Thohiriyyah pada kegiatan tersebut yaitu Juara 2 lomba Pidato Bahasa Asing, Juara 1 Lomba Kreasi Lalaran Nadhom, dan Juara 1 Lomba Musabaqoh Qiroatul Kutub (MQK).
Dalam kesempatan tersebut, lomba pidato bahasa asing diwakili oleh Wilujeng Putriana. Santriwati asal Kabupaten Cilacap ini membawakan pidato bahasa Arab dengan memadukan tembang Jawa dan wayang sebagai medianya. Menurutnya, berdakwah atau berpidato dengan menggunakan media wayang perlu dilestarikan karena wayang adalah budaya Jawa.
“Saya ini kan orang jawa tulen yang sejak kecil suka menyanyikan tembang Jawa dan memainkan wayang, maka dari itu saya ingin memadukan 2 hal ini sebagai media dakwah untuk melestarikan budaya Jawa itu sendiri”, tutur Wilujeng.
Selanjutnya, pada cabang lomba kreasi lalaran, Pondok Pesantren Ath-Thohiriyyah mendelegasikan group El-Khawa dengan membawakan nadhom Al-‘Imrithi karya Syeikh Syarafuddin Yahya Al-‘Imrithi. Nur Amniar Rizqoh sebagai kordinator grup El-Khalwa mengaku cukup mengalami kesulitan dalam mempersiapkan lomba ini salah satu alasannya dikarenakan grup baru terbentuk 1 minggu sebelum hari perlombaan.
“Untuk mengikuti lomba ini terasa betul perjuangan yang dilakukan, mulai dari kesulitan menentukan waktu latian yang disesuaikan dengan jadwal kuliah masing-masing anggota, belum lagi kegiatan di pondok yang cukup padat, serta harus membentuk kekompakan dan harmonisasi anatara pemukul alat musik dan penyanyi. Kami niatkan bersama dalam mengikuti lomba ini untuk ta’dzim dan menjunjung tinggi nama baik Pondok Pesantren Ath-Thohiriyyah, Alhamdulillah kami dapat melewati kesulitan tersebut sampai tuntas dan bonusnya mendapatkan juara,” ucap Amniar santriwati asal Kabupaten Cilacap.
Sedangkan juara 1 lomba Musabaqoh Qiroatul Kutub (MQK) diraih oleh Muhammad Fikri Fathoni yang membacakan kitab Al-Tadzhib fii Adillah Matn Al-Ghoyah Wa Al-Taqrib. Pada saat diwawancarai tim Etho Media, Fikri mengaku bahagia dan bersyukur dapat meraih kejuaran ini karena menurutnya persiapan untuk mengikuti lomba tersebut cukup kurang maksimal. Fikri berpesan kepada para Mahasantri (mahasiswa sekaligus santri) harus bisa menyeimbangkan peran sosial keduanya.
“Menurut saya, sebagai seorang santri sekaligus mahasiswa kita harus bisa menempatkan dua peran sosial ini secara seimbang, jangan sampai menyepelekan salah satu atau keduanya, karena hal tersebut akan membuat diri sendiri merugi”, ucap Fikri.
Penulis : Rifqoh Rofiqotul Munawwaroh
Editor : Khodijatul Ifroh