Memperingati Hari santri ke-3  yang jatuh pada 22 Oktober 2018, beberapa rangkaian lomba diselenggarakan oleh PC IPNU-IPPNU  Kabupaten Banyumas. Ada banyak cabang lomba, diantaranya MQK, Da’i, MTQ, dan yang lain. Beberapa lomba diselenggarakan di PP. Roudlotul Qur’an Sirau, Kemranjen pada hari Minggu, 21 Oktober 2018 mulai pukul 08-00 sampai dengan selesai, tepat sehari menjelang perayaan Hari Santri Nasional.  Lomba-lomba tersebut diikuti oleh perwakilan santri dari beberapa pondok pesatren yang ada di Banyumas.

Pondok pesantren Ath-Thohiriyyah yang beralamat di Desa Karangsalam Kidul, Kedungbanteng Banyumas ikut memeriahkan semarak Hari Santri Nasional dengan mengirimkan kontingen untuk mengikuti perlombaan. Ada tiga cabang lomba yang diikuti beberapa santri Ath-Thoriyyah yaitu MQK, Da’i, dan MTQ.

Dari tiga cabang lomba yang diikuti, ada satu santri Ath-Thohiriyyah yang berhasil mendapat juara ke 3 MQK kitab Adab Al ‘Alim wa Al Muta’alim karya KH. Hasyim Asy’ari.  Santri tersebut bernama Silvia Al-Fatonah. Silvi berhasil menjadi yang terbaik nomor 3 dari 25 peserta lomba. Prestasi ini bisa menjadi sebuah kado kecil untuk PP. Ath-Thoriyyah di Hari Santri Nasional yang ke-3 ini.

Silvia, gadis kelahiran 18 Oktoer 1999 yang berasal dari Purwojati memang sudah terbiasa mengikuti MQK. Sekitar beberapa bulan yang lalu, dia juga menjuarai MQK kitab “Sulam Taufiq” di PP.  Al-Ihya Cilacap.

Santri putri yang saat ini berada di Madin Ath-Thohiriyyah kelas 3 sekaligus ikut program Tahfidz memang sudah memiliki bakat dalam perlombaan MQK, bahkan sejak MTs saat nyantri di PP. Al-Hidayah Purwojati. Tercatat, dia sudah satu kali juara MQK saat MTs, 4 Kali saat di MA  Pondok Pesantren An-Nur, Ngrukem, Bantul, Jogjakarta.

Silvi mengaku kurang persiapan sehingga sangat bersyukur masih dapat juara 3. Dirinya hanya diberitahu sehari menjelang pelaksanaan lomba sehingga persiapannya hanya sehari. Jika diberitahu jauh-jauh hari,  Silvi merasa yakin bisa memberikan prestasi yang lebih baik lagi.

Mudah-mudahan prestasi Silvia bisa menginspirasi santri-santri yang lain agar bisa mengikuti jejaknya dan “mberkahi” untuk diri sendiri serta pondok pesantren Ath-Thohiriyyah. (SA)

 

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *