Pesantren Banyumas-Egaliter (di) Idul Fitri

Setelah berpuasa sebulan penuh, hampir dapat dipastikan besok umat Islam akan merayakan Idul Fitri. Seusai shalat id biasanya diteruskan dengan bersalam-salaman antaranggota keluarga, sanak famili, kerabat, dan handai taulan.

Saat berjabat tangan kita umumnya mengucap: minal aidin wal faizin; mohon maaf lahir dan batin. Tak satu pun merasa dirinya paling benar, paling pintar, paling kaya, serta paling wibawa. Semua orang merasa punya kesalahan untuk dimaafkan.

Pada momen Lebaran tampak jelas perasaan egaliter di antara sesama cucu Adam. Perasaan egaliter itu diperoleh setelah menjalani ‘’pembelajaran’’ puasa Ramadan. Belajar menahan lapar-dahaga potensial menumbuhkan sikap empati pada kaum du’afa, sehingga tergerak memberi uluran tangan baik sedekah, zakat, maupun infaq.

Untuk mencapai rasa sederajat (balances in feeling) itu, yang kaya rela memberi pada yang tak berpunya, sehingga hari kemenangan tak monopoli si kaya, melainkan milik siapa saja yang lulus menunaikan puasa. Betapa ideal bila semangat egaliter Idul Fitri teraplikasi dalam lembaga pendidikan formal secara lebih nyata dan intensif.
Berbagi Untuk itu, perlu didorong agar siswa pandai mau berbagi pengetahuan pada teman sekelas yang lain, wali siswa kaya merasa perlu mengangkat anak dari keluarga miskin, sekolah negeri memiliki empati untuk membantu sekolah swasta yang butuh bantuan, dan sebagainya.

Sikap egaliter dalam pendidikan perlu dipupuk dengan menumbuhkan kesadaran bahwa pendidikan merupakan tangung jawab bersama. Keberadaan sekolah negeri dan swasta jangan sampai ibarat bumi dan langit yang tak pernah bertegur sapa. Jika ada buku-buku di perpustakaan sekolah negeri bertahun-tahun tak pernah tersentuh dan hanya sebagai pajangan, misalnya, maka perlu segera dimobilisasi ke sekolah (swasta) terdekat yang relatif kekurangan.

Jangan sampai pendidikan di negeri terkaveling sedemikian rupa bahwa sekolah negeri urusan pemerintah dan yang lain urusan masyarakat (swasta). Semoga semangat egaliter Idul Fitri bisa menjadi inspirasi dan menumbuhkan sikap peduli untuk saling berbagi. (37)

– Akhmad Saefudin SS ME, staf pengajar Madrasah Diniyyah Ath-Thohiriyyah Purwokerto
Sumber: http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2010/09/09/123301/Egaliter-di-Idul-Fitri-

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *