Alkisah, ada seorang asli pedalaman dari desa terpencil, sudah pedalaman, terpencil lagi…! he..he.. Nah, dia dapat kesempatan haji di Mekkah (emang kalo ga di mekkah kemana lagi..he..he..). Setelah melaksanakan semua syarat dan rukun haji, beliau ingin jalan-jalan ke lingkungan pasar di Mekkah, teringat saudaranya di desa yang nitip oleh-oleh kurma asli Mekkah.

Hmm… sampailah dia di sebuah toko yang menjual berbagai macam jenis kurma dengan berbagai macam pula harganya. Setelah pilih pilih, dia langsung bertanya pada penjualnya, orang arab-lah tentunya, karena dia tidak bisa bahasa arab, maka ia pun menanyakan harga kurma dengan isyarat telunjuknya. Setelah tau itu, sang penjual berkata”haadzaa khomsa riyal = ini lima real”, sambil memberi isyarat dengan lima jari.

Dan untungnya sang pembeli paham dengan isyarat lima jari tersebut. Tanpa pikir panjang langsung membeli dua kilo, dengan menggunakan isyarat dua jari kepada penjual. Ternyata salah pengertian antara penjual dan pembeli, penjual mengira pembeli menawar dua real, dan ia berkata “laa.. laa.. haram, haqiqoh hadza khomsa rial.. = tidak..tidak, harganya lima real”

Karena bingung, ternyata sang pembelipun paham dengan ketidak setujuan sang penjual. Hmm… karena dia termasuk orang yang kreatif, akhirnya, dia mikir dalam hati, “aduh… apa ya bahasa arabnya dua kilo???”. Sejurus kemudian dia mengucapkan kalimat yang dia pahami sebagai pengganti kata “dua kilo”, dan spontan berkata “pak, hadzaa kurma ROK’ATAINI..!!!” (by suprisdiantoko.com)

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *