Azha Nabila itulah nama lengkap putri pertama pasangan M. Sa’dullah dengan Ning Rifqoh. Ia dilahirkan di grumbul Parakanonje, sebelah selatan lereng Gunung Slamet Banyumas, pada hari Selasa, 8 Januari 2008, pukul: 23;15 WIB.
Kehadiran kaum hawa ini membawa berkah tersendiri bagi seorang aktifis pesantren yang sehari-hari mendampingi santri dalam mencerdasi kehidupan nyata yang ada disekitarnya. “Hidupnya semakin berarti dan bermanfaat”, kata Mas Sa’dun dengan senyum simpul ketika diwawancarai wartawan ath-thohiriyyah.blogspot.com.
Gadis kecil yang mempunyai nama panggilan “Azha” ini, seringkali menarik perhatian banyak orang. Misalnya, ketika ia di ganggu aktifitasnya, pasti ia bilang, “Bapak…, “Widad”, karena tantenya yang masih kecil ini seringkali dilerai saudara-saudaranya ketika berebut mainan dengan kata-kata “Widad”. Selain menawan, ia imut, cantik dan cerdas. Terlihat sekali dari perangainya yang menampakkan itu semua.
Kini, cucu pengasuh pesantren Ath-Thohiriyyah, di usianya yang menginjak 16 bulan ini, pertumbuhan kecerdasan kognitif, psikomotorik, dan audio serta visualisasinya semakin berkembang. Berbagai kalimat sudah bisa ditangkap dan dipahami dengan baik. Meski belum lengkap kosa-katanya akan tetapi kalimat yang diucapkan seringkali membuat terbelalak orang yang ada di sekitarnya. Mungkin karena style bahasanya yang sudah fasih. Begitu juga pengetahuannya yang sudah terlihat bagus, kenyataannya ia sudah mulai mengetahui jenis hewan, tumbuhan, warna, dan makanan serta anggota keluarganya.
Sebagai rasa syukurnya, ia mengucapkan “Alhamdulillah”, atas segala nikmat Allah yang telah diberikan kepadanya. Semoga dengan usianya yang semakin beranjak, bertambahlah pula perkembangan fisik, otak, dan budi pekertinya.
“Doakan aku ya…, semoga aku menjadi putri shalihah yang berbakti kepada orang tua, dan bermanfaat bagi agama, nusa, dan bangsa”, katanya disela-sela merengek minta susu. Amin. [mfz].