Pesantren Purwokerto-Pernyataan Majelis Ulama Indonesia (MUI) soal perubahan derajat arah kiblat di tahun 2010 sempat membuat geger. Isu hangat ini menghiasi mayoritas media. Sampai ada anggapan dari orang awam, kiblat (ka’bah) berpindah dan sebagainya. Maklum, isu arah kiblat menjadi sensitif karena menyangkut umat Islam, yang juga mayoritas penduduk Indonesia.

“Arah kiblat itu wajib, bahkan harus dan sangat penting. Soalnya, itu terkait keabsahan ibadah salat kita,” kata Kiai Maslahuddin SPdI, ahli ilmu falak atau perbintangan dari Desa Kalisabuk, Kecamatan Kesugihan, Cilacap.

Kiai Maslah -begitu dia akrab disapa- menyampaikan hal itu disela-sela Pelatihan Menentukan Arah Kiblat, Minggu (15/5). Pelatihan yang diikuti sekitar 30 peserta itu merupakan kerjasama di Pondok Pesantren Ath Thohiriyyah, Parakan Onje, Karangsalam, Kedungbanteng dan Pusat Pengembangan dan Pengabdian pada Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Purwokerto.

“Selama ini, kebanyakan orang mengandalkan arah barat saat membuat tempat ibadah. Padahal, arah barat itu berbeda dengan Kiblat,” tambah pria yang menjadi Lajnah Falakiyyah PCNU Cilacap.

Ilmu falak, merupakan perangkat dasar yang digunakan untuk menentukan arah kiblat. Kiai Maslah mengakui, ilmu falak terhitung rumit dan minim peminat. Karena, ilmu ini merupakan gabungan antara fisika, matematika dan geografi.

“Di Cilacap, saya pernah melatih semua kepala KUA se kabupaten. Sebenarnya, kalau setiap kecamatan ada ahli falak tidak ada masjid atau musala yang keliru arah kiblatnya,” kata Kiai Maslah sambil menyebutkan sekitar 70 persen tempat ibadah belum terverifikasi arah kiblatnya di Cilacap.

Peserta mendapat materi pengenalan kalkulator, kalkulator scientific dan praktik langsung. Sementara pembicara dari STAIN Purwokerto, Haris Nurrohman SHI mengenalkan alat-alat modern yang menunjang aplikasi ilmu falak seperti theledoit dan GPS.

“Secara kelembagaan, STAIN terus aktif mengkampanyekan penggunaan alat modern untuk menunjang aplikasi ilmu falak. Internal, kita juga mengembleng mahasiswa khususnya jurusan Syariah (hukum) dalam wadah tersendiri untuk mengaplikasi ilmu falak agar semakin banyak peminatnya dan bermanfaat,” katanya usai pelatihan.

Sekretaris P3M STAIN Purwokerto, Dr Ridwan MAg menyebutkan, pelatihan merupakan bagian dari program ‘Pesantren Mitra’. Program tersebut, katanya lebih fokus pada isu dan aktivitas keilmuan.

“Kita berharap, bisa ikut mendorong iklim keilmuan yang dinamis dan mendorong pesantren untuk melakukan aktualisasi ilmiah. Penentuan arah kiblat, merupakan kebutuhan masyarakat dan berharap bisa membawa manfaat,” harapnya.

Ustadz M Sa’dullah sebagai perwakilan pesantren memandang, pelatihan tersebut sangat mendukung pembelajaran fikih terutama bab sholat karena seringkali pembelajaran di pesantren dalam bidang fikih tidak didukung dengan praktik langsung dengan peralatan baik yang konvensional maupun modern.

Similar Posts

One Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *