Pesantren Banyumas-Rasul dan negeri
Bahkan para rasul pun mencintai negerinya. Nabi Hud AS diutus untuk negeri Kaum ‘Ad. Nabi Shaleh AS diutus untuk negeri Kaum Tsamud dan Nabi Syu’aib AS untuk negeri Madyan (QS Al-A’raf: 65, 73 dan 85).
Para rasul itu diutus untuk negeri atau kaum tertentu hingga Nabi Muhammad SAW diutus untuk seluruh negeri dan bangsa.
Tugas para rasul adalah menyampaikan risalah dari Allah SWT. Isinya panduan utama untuk menjalani hidup agar selamat dunia dan akhirat. Yang sama dari semua rasul adalah misi untuk membangun keimanan dan akhlak yang mulia. Pintu masuk kepada misi utama itu beragam sesuai dengan persoalan pokok dalam hidup kaum yang dibimbing. Dengan cara itu, kesesuaian isi ajaran lebih mudah dipahami dan lebih langsung memperbaiki kehidupan mereka. Dari Abu Hayyan Al-Andalusi dalam tafsir Al-Bahr Al-Muhith, kita mengambil pelajaran ini (Juz 5: 384-402).
Nabi Hud AS mengajak umat beliau menyembah Allah. Saat itu, umatnya bergelimang dengan kemegahan dan kemewahan duniawi sehingga abai terhadap ketuhanan, spiritualitas dan kehidupan selanjutnya.
Kemakmuran membuat mereka lupa bahwa dulu, nenek moyang mereka diselamatkan oleh Allah SWT melalui kapal Nabi Nuh AS.
Nabi Shaleh AS juga diutus kepada anak keturunan Nabi Nuh AS yang lain, yaitu bangsa Tsamud. Beliau mengajak kaumnya untuk menyembah Allah SWT. Waktu itu, kaum Tsamud telah mencapai taraf ilmu pengetahuan dan teknologi yang tinggi. Mereka mampu memotong-motong bebatuan keras sebagai bahan bangunan dan berhasil membangun perkampungan hebat di lembah-lembah (QS Al-Fajr: 9).
Mereka bangga nenek moyangnya menjadi bagian dari umat manusia yang diselamatkan dan berhasil maju. Kebanggaan itu melenakan mereka dari ketuhanan dan keluhuran, lupa bahwa kecerdasan rasional dan alam material ini disediakan-Nya untuk mempertinggi derajat spiritual mereka sebagai manusia.
Nabi Syu’aib AS adalah teladan yang sesuai dengan situasi kompetisi sampai sekarang. Negeri Madyan ini terbentuk dari suku-suku yang lahir dari anak keturunan Nabi Ibrahim AS. Waktu itu, bangsa Madyan merasakan berkah Allah SWT karena lokasi negeri mereka berada di jalur perlintasan antara Yaman dan Hijaz di selatan dengan Syam-Suriah sekarang—di utara dan Eropa di barat laut. Sayangnya, banyak pedagangnya curang dalam menimbang dan menakar.
Perdagangan yang sehat mempersyaratkan kepastian timbangan dan takaran. Citra bangsa terbangun jika standar yang diakui di banyak negara ditaati. Seruan Nabi Syu’aib AS sesuai hingga kini, “Sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya,” (QS Al-A’raf: 85).
Para rasul itu mencintai negeri mereka. Kecintaan itu berkembang sampai ke masa Nabi Muhammad SAW. Konsep negara bangsa lahir dari perjuangan beliau melalui Piagam Madinah. Kecintaan para rasul kepada negeri-negeri tidak lepas dari bimbingan ilahi.
Oleh : H Dian Nafi’ Pengasuh Ponpes Mahasiswa Al Muayyad, Windan, Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo
Sumber:http://edisicetak.solopos.com/zindex_menu.asp?kodehalaman=h17&id=85467
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarkatuh
Ibnu Bathutah : “Walisongo Datang ke Indonesia atas Perintah Sultan Muhammad I”
Walisongo Adalah Utusan Khalifah Utsmaniyah
https://bogotabb.blogspot.co.id/
Sri Sultan HB X Ungkap Hubungan Khilafah Utsmaniyah dengan Tanah Jawa :
https://www.youtube.com/watch?v=L4jwAjgYqVw