Sudah menjadi rutinitas di pondok pesantren Ath-Thohiriyyah bahwa setiap datangnya bulan ramadhan akan menyelenggarakan ngaji kilatan. Makna kata ‘kilatan’ ini mengandung pengertian bahwa kitab yang dikaji diusahakan bisa khatam di bulan ramadhan ini. Aktifitas ngaji kitab yang biasanya dimulai ba’da isya dipadatkan dimana ngaji dimulai ba’da ashar. Untuk ba’da isya’, kegiatan ngaji bahkan sampai pukul 22.30.
Tujuan dari ngaji kilatan ini adalah selain menghidupkan aktifitas di bulan ramadhan dengan kegiatan yang bermanfaat, juga untuk menambah perbendaharaan santri-santri terhadap kitab kuning. Harapannya, santri memiliki kemampuan untuk membaca kitab-kitab yang mu’tabar sekaligus bisa memahami serta menjelaskan kepada orang lain.
Pada tahun 2017 ini, santri-santri dibagi menajdi beberapa kelas sesuai dengan kelas Madin. Untuk kelas 3 dan 4 digabung menjadi satu. Kitab-kitab yang dikaji diantaranya ada arba’in nawawi, khulashoh, washoya, muhtashor abi jamroh, ta’lim muta’qlim, risalatul mu’awwanah, qotrul ghois, qurrotul ‘uyun, ushul fiqih, sulam munajat, serta yang lain.
Untuk santri tahfidz sendiri, kegiatan ngaji setoran ke Abuya juga dipadatkan. Abuya menerima setoran baik santri tahfidz maupun binnadzor dimulai ba’ada dzuhur. Untuk ba’da ashar dan ba’da isya khusus untuk setoran santri tahfidz.
Abuya sendiri mengampu kitab Tafsir Munir yang dikaji setiap ba’da shubuh. Sedangkan Gus Sa’dun khusus mengampu kitab qurrotul ‘uyun untuk santri BTA setiap ba’ada shubuh. (sa)