Kiat-Kiat Menjadi Orang Cerdas Oleh Abuya Thoha.

Dalam rangka mengawali pembelajaran tahun ajaran baru pada Syawwal 1442 H, setelah liburan pada akhir Ramadhan kemarin, kini Pondok Pesantren Ath-Thohiriyyah, Parakanonje, Purwokerto, menggelar acara “Lailatul Iftitah” untuk mengawali Kegiatan Pembelajaran. (27/05/21).

Acara yang dipusatkan di Masjid An-Ni’mah komplek pondok pesantren ini, diikuti oleh para ustadz, pengurus pondok dan ratusan santri, baik putra maupun putri.

Prosesi acara tersebut, diawali shalat Maghrib berjamaah, dzikir tahlil, sima’atul Qur’an, shalat Isya’ berjamaah, shalawat nariyah dan kemudian acara dilanjutkan dengan halal bihalal para santri dengan Pengasuh Pondok Pesantren beserta keluarga.

Seluruh santri Ath-Thohiriyyah wajib memperbarui niatnya ketika masuk ke pesantren. Yaitu, mencari Ridha Allah SWT, menghilangkan kebodohan dan mencari ilmu yang bermanfaat“, demikian sambutan khutbah iftitah Pengasuh Pondok Pesantren Ath-Thohiriyyah, Purwokerto, Abuya KH. M Thoha Alawy, Al-Hafidz.

Selanjutnya, Abuya, kata sapaan akrab para santri, melanjutkan khutbah iftitahnya, dengan memberi motivasi dan menyampaikan kiat-kiat kepada para santri, agar memperoleh ilmu yang bermanfaat. Beliau mengutip Syair Alaa Laa, dengan bahar (irama) thawil, sebagai berikut:

ألا لا تنال العلم إلا بستة, سأنبيك عن مجموعها ببيان.
ذكاء وحرص واصتبار وبلغة, وإرشاد أستاذ وطول الزمان.

“Ingatlah, kalian tidak akan memperoleh ilmu yang bermanfaat kecuali dengan enam syarat. Yaitu, cerdas, semangat, sabar, mempunyai bekal, mengikuti petunjuk guru dan waktu prosesnya harus lama.”

Kemudian Abuya melanjutkan dhawuhnya, “Agar para santri diberi kecerdasan oleh Allah SWT ketika menuntut ilmu. Maka, sebaiknya para santri mengamalkan ijazah dari Mbah Mahrus Ali, pengasuh PP. Lirboyo, Kediri.

Ijazah itu saya peroleh dan saya amalkan, ketika saya mau berangkat menuntut ilmu ke Makkah Al-Mukarromah.” Ijazahnya sebagai berikut: Pertama, bacalah shalawat Fatih, 11 kali. Dibaca setiap ba’da shalat Subuh dan ba’da shalat Maghrib.

Kedua, perbanyaklah shalat Tahajjud dan membaca do’a: “Allahummaftah lana futuuhal ‘arifiin.”_

Ketiga, setiap ba’da shalat Maktubah, setidaknya membaca Surat Al-Fatihah sebanyak 20 kali, dan ketika membaca ayat “Iyyaaka na’budu waiyyaaka nasta’iin“, seraya memohon di dalam hati kepada Allah, agar diberikan kecerdasan, kemudahan dalam belajar dan mendapatkan ilmu yang bermanfaat.

Keempat, makanlah makanan yang baik dan yang sudah pasti kehalalannya. Karena kesehatan jiwa dan raga berawal dari sesuatu yang kita makan.

Kelima, janganlah berlebihan dalam hal apapun. Mulai dari makanan, waktu istirahat dan waktu bermain. Semuanya haruslah seimbang. Abuya menegaskan, “Innallaaha laa yuhibbul musrifiin,_ sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.”

Lebih lanjut Abuya menambahkan, “Janganlah kalian menjadi Abdul Butun. Apa Abdul Butun itu?”. Abdul butun adalah orang yang hanya memikirkan urusan perut, dan kepuasan hawa nafsu. Sesungguhnya orang yang mementingkan urusan perut dan hawa nafsunya saja, ia hanya akan mendapatkan apa yang keluar dari perutnya itu.”

Demikian penjelasan menjadi orang yang cerdas dari Abuya KH. M. Thoha Alawy Al-Hafidz.

Semoga kita semua selalu diberikan kemudahan dalam menuntut ilmu, diberikan kecerdasan dan ilmu yang bermanfaat, baik di dunia dan akhirat. Aamiin. Wallahu A’lam.

 

Penulis : Khoerul Anwar

Editor : Gus Muhammad Sa’dullah

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *