Jakarta-Untuk Apa Belajar Bahasa Arab?
Pertanyaan judul tulisan ini hendaknya menjadi semacam konfirmasi kepada lembaga pendidikan yang menyertakan pembelajaran bahasa Arab dalam kurikulum. Ini agar senantiasa anak murid memiliki motivasi yang sama saat mereka mempelajari bahasa asing lainnya, misalnya bahasa Inggris atau Jerman.
Di lembaga pendidikan keagamaan (Islam), seperti pesantren atau madrasah, bahasa Arab memang menjadi pelajaran utama. Motivasi keagamaan mendominasi hal itu. Sesuai dengan sebuah ungkapan dari seorang sahabat Nabi SAW, ”Perdalamlah belajar bahasa Arab, karena itu merupakan setengah dari agamamu.”
Tentu maksud utama dari ungkapan ini adalah dorongan untuk mempelajari bahasa Arab agar mampu memahami isi kitab suci Alquran sebagai sumber ilmu pengetahuan agama (Islam). Maka, ketika akan memperdalam keyakinan spiritualnya dengan mempelajari Alquran, hendaknya seorang Muslim juga mempelajari bahasa Arab.
Selain itu, literatur-literatur keagamaan zaman klasik juga ditulis dengan bahasa Arab. Lagi-lagi kemampuan berbahasa Arab menjadi tuntutan bagi yang hendak memperdalamnya.
Bagaimana dengan lembaga pendidikan umum nonkeagamaan? Belajar bahasa Arab di lembaga pendidikan umum setidaknya menjadi tantangan tersendiri. Itu karena bahasa Arab secara umum masih diidentikkan dengan agama (Islam). Sehingga, mungkin akan terjadi kesalahpahaman akan keberadaannya. Mungkin motivasi berikut ini bisa menjadi pertimbangan:
Ekonomi
Berbicara tentang dunia Arab, tidak lepas dari perbincangan tentang sumber daya alamnya. Setidaknya kita semua mengerti bahwa benua Arab dikenal sebagai penghasil bahan bakar minyak (BBM) terbesar di dunia. Beberapa negara besar di kawasan Eropa kerap bergantung pada penyediaan BBM kepada negara-negara Arab. Bahkan, Amerika demikian adanya.
Seorang pengusaha minyak akan mudah berbisnis dengan sesama pengusaha minyak dari Arab jika menggunakan bahasa mereka. Secara sosiologis, orang Arab akan lebih menghormati bangsa lain yang mau mempelajari bahasa mereka.
Berkaitan dengan Indonesia, hingga sekarang banyak warga negara Indonesia yang memilih bekerja di negara Arab meskipun hanya menjadi pembantu rumah tangga. Terlepas dari berbagai masalah ketenagakerjaan yang muncul, kesuksesan tenaga kerja Indonesia yang bekerja di negara Arab ditopang oleh keterampilan komunikasinya dengan warga lokal.
Setiap musim haji, rombongan haji Indonesia selalu membutuhkan pemandu yang tidak saja memperlancar pelaksanaan ibadah itu sendiri, tetapi juga untuk memperlancar aktivitas nonhaji di sana. Misalnya, saat menawar barang di pasar dan berjalan-jalan keliling kota dengan taksi, tentu dibutuhkan pemandu yang mampu berkomunikasi dengan bahasa Arab. Sudah pasti hal tersebut mendapatkan keuntungan materi pula.
Diplomasi internasional ingin mencetak sejarah dalam dunia pergaulan politik internasional? Pelajari bahasa Arab! Lihatlah di televisi. Cermati isi pemberitaan dunia hari ini. Konflik kemanusiaan di benua Arab masih menghiasi layar televisi kita. Saat ini juga, perdamaian di benua Arab menjadi menu diplomatik luar biasa.
Konflik Israel-Palestina, Yaman, Yordania, Iran, serta Irak meminta perhatian masyarakat internasional. Bangsa Arab membutuhkan penengah dan juru runding dari luar negara mereka. Tentunya dicari pula orang-orang yang mampu berbahasa Arab dengan baik dan benar. Inilah kesempatan emas bagi orang-orang yang mendambakan berkarier di dunia diplomatik internasional.
Mencari keuntungan ekonomis adalah dambaan setiap pencari kerja. Namun, lembaga-lembaga ekonomi, apalagi yang sudah go international, tentu membutuhkan pekerja-pekerja bertaraf internasional pula. Memiliki kemampuan berbagai bahasa asing, mutlak menjadi modal utama. Sudah saatnya bahasa Arab menjadi salah satu kompetensi yang dimiliki para calon pekerja internasional.
Menjadi tokoh internasional, diawali dengan aktivitas diplomatik. Itu hanya bisa dilakukan dengan modal multibahasa yang dimilikinya. Bahasa Arab sudah barang tentu dibutuhkan karena kondisi nyata masyarakat dunia.
Oleh Irfan Fajaruddin SPd I Guru bahasa Arab SMA Islam Al Azhar 3, Jakarta Selatan
Sumber http://koran.republika.co.id